Jambu Mente Sebagai Salah Satu Komoditi Andalan Masyarakat Kabupaten Flores Timur (sumber: https://heropurba.blogspot.com/2011/10) |
Data Balai Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur
tahun 2017 menunjukan bahwa presentase sector pertanian terhadap pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto masih mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai
2016 yaitu 28,44 -26,98, (BPS Flores Timur: 2017). Meskipun demikian
sector pertanian masih menempati urutan
pertama dalam pengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penurunan
ini disebabkan oleh
meningkatnya kinerja sektor non pertanian. Kondisi pertumbuhan sektor pertanian kabupaten Flores di atas menegaskan bahwa sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama perekonomian masyarakat kabupaten Flores Timur. Hal ini dibuktikan dengan Data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha terus meningkat dari tahun 2010-2016 yaitu 692.701 – 1.132.396. peningkatan sector pertanian inilah yang memunculkan prospek kegiatan agribisnis di Kabupaten Flores Timur.
Berbicara mengenai priospek kegiatan
agribisnis, Kabupaten Flores Timur memiliki beberapa komoditi unggulan yang
mampu menjadi modal dalam pengembangan kegiatan agribisnis antara lain: Kelapa,
Jambu Mente, Kemiri, Kakao, Pisang dan singkong. Kondisi yang selama ini
terjadi di masyarakat adalah komoiditi-komoditi ini masih belum dimanfaatkan
secara maksimal. masyarakat hanya memanfaatkan komoditi ini untuk keperluan
sehari-hari, sebut saja Jambu mente dan kelapa yang masih terbatas pada penjualan
bahan mentah (ditimbang atau diolah misalnya menjadi kopra). hal ini diperparah lagi dengan
harga komoditi yang cendrung menurun akibat dari permainan harga yang dilakukan
oleh tengkulak. pola pemanfaatan hasil pertanian seperti ini membuat masyarakat
terjebak di dalam suatu lingkaran konsumsi yang tak berujung.
Kebutuhan ekonomi
yang cendrung meningkat lantas tidak diimbangi dengan pendapatan dari sector
pertanian, akibatnya harus “banting setir” disaat lahan garapan tidak lagi
menunjukan asa. Banyak masyarakat kemudian meninggalkan “parang dan tofa (alat
pertanian masyarakat Flores Timur)” lalu merantau, atau meskipun masih ada
harapan di kampung pertanian bukan lagi harapan, melirik usaha lain lebih
memberikan harapan. Akibatnya banyak generasi produktif meninggalkan Flores
Timur.
Sebenarnya, kabupaten Flores Timur
bisa menjadi lebih baik, pintu masuk dalam pariwisata telah terbuka di Taman
Nasional Komodo. ini adalah salah satu peluang dalam menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat. Bagaimana tidak, komoditi asli seperti kacang mente,
kemiri, kelapa, kakao dll memiliki peluang besar yang menjanjikian untuk diolah
menjadi makanan kemasan dengan memiliki label, atau tempat pengolahan sendiri
untuk dipasarkan. dari sini lapangan kerja terbuka dan masyarakat bisa kembali
melihat lahan pertaniaannya sebagai rumah untuk harta karun yang akan terus
diolah. Selain itu para sarjana pertanian bisa dengan mudah mengaplikasikan
ilmunya untuk perkembangan sector pertanian khususnya dalam bidang agribisnis
di Flores Timur. Dan pada akhirnya pertuimbuhan ekonomi berbasis kerakyatan dapat
terwujud demi kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, prospek kegiatan agribisnis di kabupaten Flores Timur haruslah ditiopang dari berbagai sektor antara lain Pertanian (komoditi), sector Pendidikan (SDM), sektor industry, sector pariwisata. (Cici Baluk Mahasiswi Agribisnis Universitas Katolik Widya Karya Malang)
0 komentar:
Posting Komentar